UNTUK DETEKSI KOMPLIKASI DAN KETIDAK NYAMANAN
Deteksi Dini Komplikasi Ibu dan Janin
Selama pemeriksaan antenatal, bidan akan memberitahu pasien jika ia
mengalami tanda-tanda bahaya dan akan mendeteksinya. Hal ini, penting bagi
bidan untuk memeriksa tanda-tanda bahaya yang kemungkinan akan dialami ibu dan
janin.
Deteksi dini
komplikasi ibu dan janin meliputi :
- Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda
- Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa
kehamilan muda
Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam
- Abortus
- Kehamilan Mola
- Kehamilan Ektopik
Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
- Abortus spontan, abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
- Abortus buatan, terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan (abortus provokatus).
- Abortus infeksius, abortus yang disertai komplikasi infeksi. Penanganan dengan pengosongan uterus.
- Missed abortion, perdarahan disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Penanganannya dengan tindakan dilatasi.
Tabel 1. Tanda dan Penanganan Abortus Sesuai Jenisnya
Jenis
Abortus
|
Tanda
|
Penanganan
|
Iminen
|
Flek (darah coklat)
|
Bed rest total
|
Insipien
|
Ostium terbuka, darah +, nyeri
|
Dilatasi & kuterase
|
Inkomplit
|
Darah -/+, nyeri,
sebagian konsepsi keluar
|
Digital, uterotonika & antibiotika
|
Komplit
|
Hasil konsepsi keluar
|
Uterotoni
|
Kehamilan
Mola
Suatu kehamilan dimana setelah
fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi
proliferasi dari vili korealis disertai dengan degenerasi hidropik. Tandanya
adanya perdarahan, besar uterus tidak sesuai umur kehamilan, tidak ada tanda
pasti hamil, keluar jaringan mola, kadar HCG positif, muka dan badan pucat
kekuningan dan saat USG ada gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah
evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang secara teratur.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina, nyeri abdomen bagian bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan perut kembung. Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid dan tindakan operatif.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina, nyeri abdomen bagian bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan perut kembung. Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid dan tindakan operatif.
Hipertensi gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan
berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil atau disebut pre
eklamsia tidak murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis,
yang terpenting adalah menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi
|
Sistolik
|
Diastolik
|
Normal
|
< 120
|
< 180
|
Pre hipertensi
|
120 – 139
|
80 – 89
|
Hipertensi stadium I
|
140 – 159
|
90 – 99
|
Hipertensi stadium II
|
>= 160
|
>= 10
|
Definisi hipertensi dalam
kehamilan menurut WHO :
- Tekanan sistol ? 140 atau tekanan diastol ? 90 mmHg.
- Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.
Klasifikasi
- Hipertensi Essensial – Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau pada 20 pekan pertama kehamilan yang menetap sampai 12 pekan pasca persalinan.
- Hipertensi Gestasional – Kenaikan tekanan darah diatas normal pada waktu kehamilan tanpa terjadi proteinuria, dan kembali normal dalam 12 pekan pasca persalinan.
- Pre-Eklampsia dan Eklampsia – Hipertensi ringan sampai berat dengan proteinuria (>0,3 gr dalam 24 jam). Jika tidak ada proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan tekanan darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah trombosit < 100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.
- Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik – Pre eklampsia yang terjadi pada penderita hipertensi esensial.
Penatalaksanaan hipertensi
dalam kehamilan dengan memberikan obat anti hipertensi antara lain Methyldopa,
Labetalol, Nifedipin SR dan Hydralazine.
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut/ abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
normal. Nyeri abomen yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah yang
hebat, menetap, dan tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa terjadi
pada apendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa
kehamilan lanjut
Perdarahan per vaginam
Perdarahan per vaginam
Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta (plasenta previa, solusio plasenta atau perdarahan yang belum
jelas sebabnya) dan bukan dari kelainan plasenta (erosi, polip, varises yang
pecah).
Plasenta Previa
Plasenta Previa
Adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi ostium uteri internal. Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tanpa
nyeri atau perdarahan dengan awitan mendadak. Penanganannya adalah dengan
terapi pasif yaitu jangan melakukan periksa dalam, lakukan USG, evaluasi
kesejahteraan janin, rawat inap/ tirah baring atau terapi aktif dengan
mengakhiri kehamilan
Solusio
Plasenta
Adalah suatu keadaan dimana
plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin lahir,
terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500 gram. Tanda
dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak
dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan
pada uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil,
perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia,
tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
Keluar cairan per vaginam
Cairan pervaginam dalam kehamilan
normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang
patologis.
Penyebab terbesar persalinan
prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10
% mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
Penyebab : serviks inkompeten,
ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari
selaput ketuban, infeksi. Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan sampai matur,
pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu
untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi,
pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai 24 jam
bila tidak ada his spontan.
Gerakan janin berkurang
Gerakan janin berkurang bisa
disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak
dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun
kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
Kematian janin
Merupakan komplikasi kehamilan yang berat.
Penyebab umum : abnormalitas kromosom, malformasi kongenital. Infeksi,
penyebab imunologi dan komplikasi penyakit maternal.
Temukan pada saat pengkajian : gerakan janin menghilang, DJJ tidak
terdengar, keluar flek disertai nyeri, kontraksi uterus dan penipisan serviks,
janin lahir mati dan kurus. Penanganan : akhiri kehamilan dengan induksi bila
tidak terjadi persalinan spontan.
0 komentar:
Posting Komentar